Thursday, November 23, 2017
Tips Memanfaatkan Kardus Bekas Menjadi Rak Dinding
Terkadang kita hanya berpikir praktis, yang semua kebutuhan kita bisa terpenuhi dengan syarat kita punya uang untuk membelinya. Padahal banyak barang - barang bekas yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari - hari. Asalkan kita bisa kreatif dalam memanfaat barang - barang bekas yang ada di sekitar kita.
Selain kita bisa menghemat pengeluaran, dengan memanfaatkan barang - barang bekas kita juga bisa menjaga kebersihan lingkungan. Dengan kata lain sekali bekerja kita mendapat dua keuntungan sekaligus (seperti peribahasa sekali dayung dua pulau terlampaui).
Naah, mari kita bahas bagaiman cara membuat rak dinding dari kardus bekas berikut ini:
Pertama
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, antara lain; kardus bekas (bekas apapun, yang penting kardus), lem kertas/lem kayu, pisau cutter, pensil, penggaris.
Kedua
Buat pola bentuk rak yang diinginkan (hasilnya tergantung kreatifitas kita), kemudian potong bagian - bagian pola yang sudah dibuat.
Ketiga
Tempelkan bagian - bagian pola menggunakan lem kayu/lem kertas sekurangnya tiga sampai empat rangkap kertas kardus, supaya hasilnya lebih kuat.
Keempat
Rangkaikan bagian - bagian pola menggunakan lem tembak, sehingga membentuk kesatuan rak dinding yang utuh dan sesuai dengan gambar pola yang sudah dibuat.
Selanjutnya, kita bisa menggunakan rak dinding hasil kreatifitas kita sendiri.
Selamat mencoba !!!
Monday, November 6, 2017
Memanfaatkan Barang Bekas Menjadi Perabot
Dalam postingan kali ini, saya mencoba berbagi pengalaman pada rekan-rekan semua.
Berawal dari banyaknya bungkus rokok yang saya kumpulkan (maklum, karena saya perokok) yang jumlahnya lumayan banyak. Merasa sayang kalau di buang, maka terpikir kenapa tidak saya manfaatkan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat.
Oiya, sekarang ini saya jadi anak rantau lagi. Karena saya ngekos dan di kos tidak ada fasilitas lemari pakaian, maka saya terpikir untuk membuat tempat pakaian. Ya itung-itung bisa ngirit buat beli lemari pakaian.
Pertama;
Siapkan alat-alat dulu (peralatan tukang standar lah) seperti pada gambar diatas. Selain itu siapkan juga bahan-bahannya. Selain bungkus rokok bekas, sediakan juga kertas karton atau kardus bekas serta lem dan plester lakban.
Kemudian buat pola rancangan tempat pakaian yang diinginkan. Setelah itu potong kardus sesuai ukuran yang diinginkan.
Kedua;
Tempelkan bungkus rokok secara merata pada kertas karton. Lalu tempel lagi dengan kertas karton. Sehingga bungkus rokoknya tidak terlihat.
Ketiga;
Lapisi papan dari karton dengan lakban. Sehingga terlihat sepintas seperti papan kayu.
Keempat;
Rangkai papan demi papan yang sudah disiapkan membentuk sebuah rak atau lemari kecil sesuai dengan pola yang sudah dibuat loh ya. Bisa menggunakan lem tembak atau lem kayu (yang penting kuat).
Dan taraaaa....
Jadilah sebuah tempat pakaian dari bungkus rokok dan kardus bekas....
Selamat mencoba....
Berawal dari banyaknya bungkus rokok yang saya kumpulkan (maklum, karena saya perokok) yang jumlahnya lumayan banyak. Merasa sayang kalau di buang, maka terpikir kenapa tidak saya manfaatkan untuk membuat sesuatu yang bermanfaat.
Oiya, sekarang ini saya jadi anak rantau lagi. Karena saya ngekos dan di kos tidak ada fasilitas lemari pakaian, maka saya terpikir untuk membuat tempat pakaian. Ya itung-itung bisa ngirit buat beli lemari pakaian.
Pertama;
Siapkan alat-alat dulu (peralatan tukang standar lah) seperti pada gambar diatas. Selain itu siapkan juga bahan-bahannya. Selain bungkus rokok bekas, sediakan juga kertas karton atau kardus bekas serta lem dan plester lakban.
Kemudian buat pola rancangan tempat pakaian yang diinginkan. Setelah itu potong kardus sesuai ukuran yang diinginkan.
Kedua;
Tempelkan bungkus rokok secara merata pada kertas karton. Lalu tempel lagi dengan kertas karton. Sehingga bungkus rokoknya tidak terlihat.
Ketiga;
Lapisi papan dari karton dengan lakban. Sehingga terlihat sepintas seperti papan kayu.
Keempat;
Rangkai papan demi papan yang sudah disiapkan membentuk sebuah rak atau lemari kecil sesuai dengan pola yang sudah dibuat loh ya. Bisa menggunakan lem tembak atau lem kayu (yang penting kuat).
Dan taraaaa....
Jadilah sebuah tempat pakaian dari bungkus rokok dan kardus bekas....
Selamat mencoba....
Sunday, October 1, 2017
Cara Membersihkan dan Merawat Perabot Mebel
Bagi orang awam, merawat dan membersihkan perabotan mebel dari bahan kayu memang bukan sesuatu hal yang mudah dilakukan. Itulah mengapa perabotan mebel dirumah cepat mengalami kerusakan. Padahal jika kita tahu cara merawatnya, perabotan mebel kita bisa tetap dalam kondisi yang bagus dan awet. Untuk itu berikut ini akan saya bahas cara merawat dan membersihkan perabot mebel dari bahan kayu yang baik.
- Siapkan air dalam ember beserta kain lap bersih.
- Basahkan kain lap dengan air, kemudian usapkan pada seluruh permukaan perabot mebel.
- Lap kembali permukaan perabot yang basah dengan lap kanebo atau kain lap kering.
- Biarkan sejenak sampai mengering.
Dengan membersihkan dan perawatan yang benar dan rutin, dijamin perabot mebel Anda terutama yang dari bahan kayu bisa awet dan tahan lama.
Demikianlah sedikit tips dari saya cara untuk merawat dan membersikan perabot mebel dari bahan kayu. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semua.
Demikianlah sedikit tips dari saya cara untuk merawat dan membersikan perabot mebel dari bahan kayu. Semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman semua.
Friday, August 11, 2017
Kerusakan Alam Banyak Disebabkan Oleh Ulah Manusia
Kurun waktu 20 tahun terakhir, seiring dengan perkembangan jaman. Diikuti pertumbuhan penduduk di bumi dan bertambahnya kebutuhan manusia akan persediaan di alam sekitarnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia hidup bergantung dari apa yang disediakan alam ini. Dari kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) sampai kebutuhan-kebutuhan yang lain yang sifatnya menjadi penunjang kehidupan manusia.
Oleh sebab itu manusia berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan mengambil/memanfaatkan alam disekitarnya.
Akan tetapi sangat disayangkan banyak manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri dengan mengeksploitasi alam secara berlebihan untuk mendapatkan kekayaan.
Sudah banyak peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah untuk melindungi kelestarian lingkungan alam. Dari upaya pelestarian samapai upaya perlundungan. Karena kita tahu bahwa anak cucu kita kelak juga membutuhkan kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila lingkungan alam di bumi sudah hancur, maka yang terjadi adalah kepunahan umat manusia di bumi.
Marilah kita jaga alam ini bersama.
Untuk anak cucu kita kelak.
Kalau bukan kita, siapa lagi ?
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia hidup bergantung dari apa yang disediakan alam ini. Dari kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) sampai kebutuhan-kebutuhan yang lain yang sifatnya menjadi penunjang kehidupan manusia.
Oleh sebab itu manusia berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan mengambil/memanfaatkan alam disekitarnya.
Akan tetapi sangat disayangkan banyak manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri dengan mengeksploitasi alam secara berlebihan untuk mendapatkan kekayaan.
Sudah banyak peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah untuk melindungi kelestarian lingkungan alam. Dari upaya pelestarian samapai upaya perlundungan. Karena kita tahu bahwa anak cucu kita kelak juga membutuhkan kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila lingkungan alam di bumi sudah hancur, maka yang terjadi adalah kepunahan umat manusia di bumi.
Marilah kita jaga alam ini bersama.
Untuk anak cucu kita kelak.
Kalau bukan kita, siapa lagi ?
Tuesday, May 16, 2017
Ratu Shima, bukan legenda tapi sejarah dari daerah Jepara
SEJARAH SINGKAT RATU SHIMA
Sejak dulu ternyata Kota Jepara telah menghasilkan 3 tokoh wanita yang sangat tangguh dan fenomenal yang tercatat dalam sejarah Indonesia, yaitu Ratu Shima, Ratu Kalinyamat serta RA Kartini. Presiden Soekarno pada tanggal 2 Mei 1964 sosok RA. Kartini dinyatakan sebagai pahlawan nasional.
Secara histioris Ratu Shima berasal dari kerajaan Kalingga (sekitar abad ke 6). Ratu Shima merupakan sosok pimpinan yang jujur adil dan tegas sehingga sangat dicintai oleh rakyatnya. Sebagai penguasa tunggal di Kerajaan Kalingga, Ratu Shima dikenal memiliki peraturan yang tegas soal pencurian. Hukum potong tangan diterapkan bagi siapa saja yang mencuri barang milik orang lain. Hukum yang dibuat itupun berlaku untuk seluruh rakyat termasuk keluarga kerajaan. Sebuah bentuk persamaan hak di mata hukum. Salah satu perundangan yang benar-benar dipegang teguh adalah potong tangan terhadap para pencuri, meski yang melakukan hal itu anaknya sendiri sekali pun.
Ratu Shima adalah ratu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa Tengah sekitar abad 6 M. Ia menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan, dan mengajarkan rakyatnya senantiasa jujur.
Nyidam
Nyidam merupakan hal yang lumrah bagi wanita hamil. Siapa saja tatkala hamil seringkali merasakan yang namanya Nyidam. Bahkan, seorang ratu pun bisa merasakan nyidam saat hamil. Nyidam selalu diidentikan dengan permintaan atau keinginan yang aneh-aneh. Sehingga, seringkali membutuhkan pengorbanan untuk memenuhi nyidam itu. Meski sulit dan butuh pengorbanan nyidam harus terpenuhi, jika nyidamnya tidak terpenuhi, mitos yang beredar luas di masyarakat, konon kelak ketika si jabang bayi lahir akan selalu ngiler (mengeluarkan air liur).
Sebagai wanita, Ratu Shima kala tengah mengandung tujuh bulan pun mengalami rasa nyidam. Meskipun seorang ratu, Ratu Shima kala itu nyidam buah kecapi. Buah yang rame rasanya, manis-asam-segar. Sang Ratu Shima ingin mencari dan memetik sendiri buah yang diingini itu. Ratu Shima tak ingin mengutus punggawanya mencarikan buah tersebut. Pasalnya, Ratu Shima khawatir jika mengutus punggawanya, begitu kembali ke hadapannya buah yang diingini sudag tidak segar lagi.
Dari Keling rombongan berjalan kaki menuju ke arah barat. Setengah hari berjalan Ratu Shima belum juga menemukan buah yang diidamkan itu. Beberapa desa pun sudah dilewati, tapi hasil pencariannya itu masih nihil. Saat tiba di suatu wilayah yang banyak ditumbuhi pohon rembulung, Ratu Shima beserta pengikutnya beristirahat. Kini tempat yang dijadikan peristirahatan tersebut diberi nama Desa Bulungan. Setelah rasa lelah hilang, rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Baru berjalan beberapa waktu, para punggawa Ratu Shima berteriak, "kecapi... kecapi....kecapi," berulang ulang. Ya, ternyata mereka telah menemukan sejumlah pohon kecapai yang tengah berbuah lebat. Tanpa ragu lagi, Ratu Shima segera turun dari tandunya. Bergegas memetik buah kecapi yang diidamkan itu. Oleh sebab itulah, wilayah di sebelah selatan Desa Bulungan itu kini dinamakan Desa Kecapi
Ada beberapa hal penting yang bertautan positif antara Kerajaan Kalingga yang bercorakkan Hindu Siwais dengan dunia peradaban islam , yaitu dalam sejarah Islam pada tahun 30 Hijriyah atau 651 M Khalifah Ustman bin Affan pernah mengirimkan utusanya ke Daratan Cina dengan misi mengenalkan islam, waktu itu hanya berselang 20 tahun dari wafanya Rasulullah SAW dan utusan tersebut sebelum sampai tujuan bersinggah dulu di Nusantara.
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan ( 644-657 M) juga pernah mengutus delegasinya bernama Muawiyah bin Abu Sufyan pernah mengirimkan utusanya ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam, kemudian kalangan bangsawan Jawa yang memeluk islam adalah Rakeyan Sancang seorang Pangeran dari Tarumanegara, Rakeyan Sancang hidup pada kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (656-661) .
Rakeyan Sancang diceritakan, pernah turut serta membantu Imam Ali dalam pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M). Kemudian yang tercatat dalam sejarah raja Sriwijaya yang masuk islam adalah Sri Indravarman setelah kerusuhan Kanton meletus dimana banyak imigran muslim Cina masuk ke wilayah Sriwijaya yang terjadi pada Islam masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).
KISAH LAINNYA...
Bila dilihat dari sejarah keberadaan Kerajaan Kalingga, pada pemerintahan Ratu Shima telah terjadi kontak perdagangan dan keagamaan antara Kerajaan Kalingga dengan dengan para peadagang Gujarat yang sebagian besar dari para pedagang Arab dan Persia, kemudian hubungan Kalingga dengan Cina yang juga telah terurai dalam cerita Dinasti Tang dan cerita I-Tsing.
Terjadinya kontak dagang dan keagamaan ini adalah wajar mengingat kerajaan Kalingga adalah kerajaan yang besar yang terletak di daerah Pantai Utara Jepara sehingga Ratu Shima dalam memimpin pemerintahan pada saat itu sudah bisa menyerap berbagai informasi dari dunia luar baik dari Tanah Arab dan Persia (Iran) maupun dari Daratan Cina bahkan Ratu Shima sudah mengetahui agama tauhid yang dibawa Nabi Muhammad SAW, hal ini karena hanya ada sedikit selisih tahun sejak kelahiran Nabi, Nabi Muhammad SAW lahir 20 April 571 jika ditambah umurnya yang hanya 63 tahun lebih 3 hari maka 571+63 = 632 M ( Nabi Muhammad SAW wafat 8 Juni 632 M) , sedangkan Ratu Shima sudah ada mulai tahun 567 M, tidak menutup kemungkinan Ratu Shima pernah hidup sejaman dengan Nabi Muhammad SAW.
Pada prinsipnya Ratu Shima tidak menerapkan hukuman mati/penggal leher pada rakyatnya, melainkan sebatas melakukan penerapan hukuman potong anggota badan bagi mereka yang benar-benar melakukan tindak kejahatan sebagai efek jera bagi siapa saja yang melakukan tindak kejahatan tanpa pandang bulu walaupun anaknya sendiri sekalipun, hal itu dibuktikan sendiri maklumatnya dengan menjatuhkan hukuman potong tangan kanan terhadap anaknya sendiri yang telah melakukan kesalahan, disamping itu penerapan hukuman potong tersebut secara tidak langsung telah mendidik rakyat dan para pegawai kerajaan untuk senantiasa bersikap jujur dan adil pada diri sendiri, keluarga dan negaranya.
Kondisi penerapan hukum yang adil, tegas dan tidak pandang bulu berimplikasi terhadap turunya tindak kejahatan di wilayah Kerajaan Kalingga yang mendorong terwujudnya pola tatanan pemerintahan yang stabil, kondusif, aman, nyaman dan sejahtera.
Kisah Lain lagi Ratu Shima
Setelah di teliti akhirnya para ahli sejarah menyatakan bahwa Kalingga adalah sebuah kerajaan yang berada di daerah Keling Jepara, bernama Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh seorang Ratu bernama Shima. Ratu Shima memerintah kerajaan Kalingga dengan sangat keras, tetapi adil dan bijaksana. Semua rakyat tunduk dan tidak ada yang berani melanggar perintahnya, dalam menegakkan keadilan dan hukum, Ratu Shima tidak pandang bulu, potong tangan dan potong kaki. Walaupun dari keluarga kerajaan, tidak pandang bulu.
Dari segi kehidupan Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima, perekonomiannnya sangat maju. Pasar, pelayaran, pelabuhan sangat ramai. Pada abad ke tujuh kerajaan Kalingga sudah memasuki peradaban dan kemajuan yang sangat pesat, serta di kenal sampai di Semenanjung Malaya,Thailand dan Negara Negara di Asia.
Pada tahun 1960 seorang petani di Keling Jepara menemukan benda-benda peninggalan Kerajaan Kalingga berupa cincin, gelang, liontin dan lain-lain. Kala itu saya melihat benda-benda bersejarah tersebut sempat dipamerkan di kota. Benda-benda Ratu Shima bersejarah kemudian diserahkan ke Museum Jakarta. Dengan ditemukannya benda purbakala bersejarah tersebut adalah bukti bahwa Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima, kerajaannya benar-benar ada di daerah Keling Jepara, bukan daerah Keling Malaya.
Pada tahun 1989 seorang Ustadz bernama H. Saidan akan melakukan ekspedisi kilas balik keabad ke tujuh. Guna meneliti dan membuktikan keberadaan Kerajaan Kalingga, di daerah Keling Jepara, sewaktu diperintah oleh seorang Ratu yang adil, bijaksana dan terkenal sampai di Negara Cina pada zaman Dinasti Tang sekitar tahun 664-665.
Rencana melakukan ekspedisi kilas balik telah dipersiapkan dengan matang, si Ustadz akan mendeteksi dan menerawang lokasi dimana kerajaan Holing atau Kalingga pernah berdiri. Persiapan petualangan akan diperkirakan selama tiga hari tiga malam dalam memasuki hutan yang angker dan penuh misteri. Mahluk halus jin, gendruwo, syetan, demit yang di sinyalir banyak gentayangan dan menempati bekas puing-puing kerajaan Kalingga. Ustadz H. Saidan seorang petualang, kemungkinan akan di ganggu oleh orang-orang jahat. Bagi Ustadz H. Saidan tidak ada masalah, ilmu dan kekuatan Asma’ akan mampu menangkis segala kejahatan, sudah dimiliki. Binatang-binatang buas, macan, ular dan lain-lain, tidak ada masalah sudah di antisipasi. Nasi kering dan air putih telah dibawa untuk memasuki hutan, sebagai bekal konsumsi. Jarak dari kota Jepara ke arah keling sekitar 35 km. Setelah sampai desa sekitar hutan, Ustadz H Saidan disarankan oleh penduduk setempat agar jangan melanjutkan perjalanan memasuki hutan, karena sangat berbahaya. Ustadz H. Saidan telah memasuki hutan lebat yang disinyalir adalah bekas lokasi Kerajaan Holing/Kalingga. Ustadz H. Saidan telah bersiap memusatkan konsentrasi fokus. Ilmu pertama untuk melihat isi bumi dan langit adalah ilmu “Membedah bumi dan memeras langit” setelah itu akan kelihatan isi yang ada dibumi dan di langit terlihat jelas. Lebih akurat dari pada radar, dan alat canggih zaman sekarang.
Akhirnya keluarlah Ratu Shima sosok yang gagah perkasa, tinggi besar memakai mahkota bertahta permata dan batu merah delima di posisi depan mahkota. Terjadi dialog panjang, kemudian mahkota dilepas dipakaikan oleh Ratu Shima keatas kepala Ustadz H. Saidan. Satu hal yang luar biasa, begitu Ustadz H. Saidan memakai mahkota Ratu Shima, maka dunia terasa ada di pelupuk mata, kelihatan kota di sekitar Jepara, seperti Kudus, Pati, Rembang, Semarang, dan lebih jauh lagi, terlihat sangat jelas. Itu terjadi saat Ustadz H. Saidan dalam posisi berada dekat sekali dengan Ratu Shima.
Peristiwa luar biasa tersebut dalam keadaan sadar, mata terbuka. Disitulah Ustadz H. Saidan tahu, bahwa kalau melihat fisik, bodi dan wajah. Ratu Shima adalah seorang laki-laki, bukan seorang perempuan, ternyata “Raja” bukan seperti dalam buku sejarah.Gagah dan berwibawa. Dua alam menyatu dan bertemu antara Raja Shima dan Ustadz H. Saidan. Kemudian Ustadz H. Saidan diberi benda-benda perhiasan yang berwarna kuning mas. Tetapi akhirnya perhiasan-perhiasan tersebut dikembalikan ke lokasi semula karena bukan dari mas, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terbukti bahwa kerajaan Holing yang pernah di sinyalir oleh Dinasti Tang dan para ahli sejarah pada tahun 665, berada di semenanjung Keling Malaya, ternyata berada didaerah Keling Jepara Jawa Tengah. Dengan bukti-bukti yang sangat otentik serta melihat keberadaan Raja Shima. Juga pertemuan yang spektakuler Ustadz H.Saidan dengan Raja Shima.
Kisah lain lagi yang serupa
RAJAPUTERI KALINGGA
Di Jawa Tengah, Ratu Sima atau Ratu Simo dengan Kerajaan Kalingganya relatif terkenal. Beberapa kota bahkan sempat mengabadikan nama Sima dan Kalingga sebagai nama jalan di kota-kota tersebut.
Bekas-bekas kerajaan Kalingga sampai saat ini masih banyak terlihat di daerah Dieng. Sementara itu nama Ratu Sima sendiri juga sering dikaitkan dengan sosok wanita yang sangat cantik. Namun siapa sesungguhnya Ratu Sima ini?
Menurut catatan sejarah, Ratu Sima adalah isteri Kartikeyasinga yang menjadi raja Kalingga antara tahun 648 sampai dengan 674 M. Ayahanda Kartikeyasinga adalah Raja Kalingga yang tidak diketahui namanya, yang memerintah antara tahun 632 sampai dengan 648. Sementara itu ibunda Kartikeyasinga berasal dari Kerajaan Melayu Sribuja yang beribukota di Palembang. Raja Melayu Sribuja – yang dikalahkan Sriwijaya tahun 683 M - adalah kakak dari ibunda Prabu Kartikeyasinga Raja Kalingga .
Kalau suami dan nenek moyang suaminya diketahui asal-usulnya, maka siapa sesungguhnya leluhur Ratu Sima sendiri ? Apakah ia seorang wanita kebanyakan yang karena cantik lalu dipersunting oleh anak raja? Ataukah seorang puteri raja taklukan ? Ataukah mungkin anak raja negeri sahabat ? Tidak ada catatan yang jelas. Namun demikian yang hampir dapat dipastikan, Ratu Sima dengan suaminya merupakan leluhur raja-raja di Jawa Tengah, Jawa Timur dan bahkan Jawa Barat pada periode-periode kemudian.
Ratu Sima, pemeluk Hindu Syiwa, semula adalah wanita di belakang layar sewaktu suaminya, Kartikeyasinga, menjadi Raja Kalingga sejak tahun 648. Ratu Sima dengan Kartikeyasinga mempunyai dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana (Iswara) .
Untuk mempererat persahabatan dengan Galuh dengan maksud untuk menghadapi Sriwijaya yang saat itu beraliansi dengan Sunda, Kartikeyasinga dan isterinya Ratu Sima menjodohkan anaknya yang bernama Parwati dengan Amara (Mandiminyak), anak Raja Galuh Wretikandayun .
Parwati, dari perkawinan tersebut, melahirkan Sanaha pada tahun 661/662 M. Dengan perkawinan itu terbentuklah dua blok yang salin berhadapan, yaitu Blok Sriwijaya-Sunda dan Blok Kalingga-Galuh yang notabene sesungguhnya masih termasuk dalam satu rumpun keluarga .
Saat Kartikeyasinga wafat tahun 674, Ratu Sima mengambil alih posisi suaminya sebagai raja sampai dengan tahun 695 M dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Dalam pemerintahannya, menantunya, Mandiminyak dan adik iparnya, Narayana, diangkat menjadi pembantu-pembantunya . Pemeritahan di pusat kerajaan oleh Ratu Sima didelegasikan kepada 4 orang menteri yang mengatur negara beserta 28 negara taklukan yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur .
Saat Ratu Sima menggantikan suaminya sebagai Raja Kalingga, Sriwijaya yang saat itu dirajai Sri Jayanasa (berkuasa antara tahun 669-692 M) sedang gencar-gencarnya melakukan ekspansi. Negeri Melayu Sribuja (beribukota di Palembang), asal ibu mertua Ratu Sima, diserbu oleh Sriwijaya sejak tahun 670 M. Lantas pada tahun 675, hampir separuh wilayah Kerajaan Melayu diduduki dan akhirnya tahun 683 M diduduki secara penuh oleh Sriwijaya dengan mengerahkan tentaranya sebanyak sekitar 2 laksa (20.000 orang) . Dengan demikian Sriwijaya dapat menguasai seluruh Sumatera dan Semenanjung Malaya . Pada waktu itu ajakan damai dari Sri Jayanasa ditolak oleh Ratu Sima .
Untuk memperkuat persahabatan yang sudah terjalin sebelumnya dengan Kerajaan Galuh dalam upaya menghadapi Sriwijaya, Ratu Sima menyetujui perkawinan Sena dengan Sanaha. Sena adalah anak Mandiminyak dengan Pohaci Rababu sedangkan Sanaha adalah anak Mandiminyak dengan Parwati. Perkawinan sedarah ini membuahkan anak yang diberi nama Sanjaya (683 M-754 M)
Menurut sejarah, Ratu Sima – yang janda - sempat dipinang oleh Sri Jayanasa. Ratu Sima menolaknya. Oleh sebab itu pada tahun 686 Sriwijaya bermaksud menyerang Kalingga. Mengetahui rencana ini, Tarusbawa, raja Sunda, turun tangan dan mengirim surat kepada Sri Jayanasa bahwa ia tidak setuju dengan rencana itu. Alasannya adalah agar jangan timbul kesan bahwa gara-gara pinangannya ditolak oleh Ratu Sima, maka Sri Jayanasa hendak menyerbu Kalingga. Mau tak mau Sri Jayanasa terpaksa menyetujui usul Tarusbawa, yang juga adalah saudaranya sendiri. Kapal-kapal Kalingga, yang waktu itu sempat ditahan, dilepaskan setelah hartanya dirampas. Tindakan Sriwijaya hanya sekedar mengganggu keamanan laut Kalingga .
Sri Jayanasa Raja Sriwijaya mangkat tahun 692 M dan digantikan oleh Darmaputra (692-704). Sedangkan Ratu Sima mangkat 3 tahun kemudian, yaitu tahun 695 M. Sebelum mangkat, Kerajaan Kalingga dibagi dua. Di bagian utara disebut Bumi Mataram (dirajai oleh Parwati, 695 M-716 M). Di bagian selatan disebut Bumi Sambara (dirajai oleh Narayana, adik Parwati, yang bergelar Iswarakesawa Lingga Jagatnata Buwanatala, 695 M-742 M).
Sanjaya (cucu Parwati) dan Sudiwara (cucu Narayana) kelak menjadi suami isteri. Perkawinan mereka adalah perkawinan antara sesama cicit Ratu Sima. Anak hasil perkawinan mereka bernama Rakai Panangkaran yang lahir tahun 717 M. Dialah yang di kemudian hari menurunkan raja-raja di Jawa Tengah.
Pelajaran yang patut disimak dari riwayat Ratu Sima ini antara lain adalah :
Ratu Sima termasuk manusia yang tidak mau menyerah terhadap kodratnya sebagai wanita. Begitu suaminya meninggal, ia tampil menggantikan. Dalam menghadapi ekspansi Sriwijaya, ia juga tegar bahkan membangun aliansi dengan Kerajaan Galuh.
Sejak dulu ternyata Kota Jepara telah menghasilkan 3 tokoh wanita yang sangat tangguh dan fenomenal yang tercatat dalam sejarah Indonesia, yaitu Ratu Shima, Ratu Kalinyamat serta RA Kartini. Presiden Soekarno pada tanggal 2 Mei 1964 sosok RA. Kartini dinyatakan sebagai pahlawan nasional.
Secara histioris Ratu Shima berasal dari kerajaan Kalingga (sekitar abad ke 6). Ratu Shima merupakan sosok pimpinan yang jujur adil dan tegas sehingga sangat dicintai oleh rakyatnya. Sebagai penguasa tunggal di Kerajaan Kalingga, Ratu Shima dikenal memiliki peraturan yang tegas soal pencurian. Hukum potong tangan diterapkan bagi siapa saja yang mencuri barang milik orang lain. Hukum yang dibuat itupun berlaku untuk seluruh rakyat termasuk keluarga kerajaan. Sebuah bentuk persamaan hak di mata hukum. Salah satu perundangan yang benar-benar dipegang teguh adalah potong tangan terhadap para pencuri, meski yang melakukan hal itu anaknya sendiri sekali pun.
Ratu Shima adalah ratu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa Tengah sekitar abad 6 M. Ia menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan, dan mengajarkan rakyatnya senantiasa jujur.
Nyidam
Nyidam merupakan hal yang lumrah bagi wanita hamil. Siapa saja tatkala hamil seringkali merasakan yang namanya Nyidam. Bahkan, seorang ratu pun bisa merasakan nyidam saat hamil. Nyidam selalu diidentikan dengan permintaan atau keinginan yang aneh-aneh. Sehingga, seringkali membutuhkan pengorbanan untuk memenuhi nyidam itu. Meski sulit dan butuh pengorbanan nyidam harus terpenuhi, jika nyidamnya tidak terpenuhi, mitos yang beredar luas di masyarakat, konon kelak ketika si jabang bayi lahir akan selalu ngiler (mengeluarkan air liur).
Sebagai wanita, Ratu Shima kala tengah mengandung tujuh bulan pun mengalami rasa nyidam. Meskipun seorang ratu, Ratu Shima kala itu nyidam buah kecapi. Buah yang rame rasanya, manis-asam-segar. Sang Ratu Shima ingin mencari dan memetik sendiri buah yang diingini itu. Ratu Shima tak ingin mengutus punggawanya mencarikan buah tersebut. Pasalnya, Ratu Shima khawatir jika mengutus punggawanya, begitu kembali ke hadapannya buah yang diingini sudag tidak segar lagi.
Dari Keling rombongan berjalan kaki menuju ke arah barat. Setengah hari berjalan Ratu Shima belum juga menemukan buah yang diidamkan itu. Beberapa desa pun sudah dilewati, tapi hasil pencariannya itu masih nihil. Saat tiba di suatu wilayah yang banyak ditumbuhi pohon rembulung, Ratu Shima beserta pengikutnya beristirahat. Kini tempat yang dijadikan peristirahatan tersebut diberi nama Desa Bulungan. Setelah rasa lelah hilang, rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Baru berjalan beberapa waktu, para punggawa Ratu Shima berteriak, "kecapi... kecapi....kecapi," berulang ulang. Ya, ternyata mereka telah menemukan sejumlah pohon kecapai yang tengah berbuah lebat. Tanpa ragu lagi, Ratu Shima segera turun dari tandunya. Bergegas memetik buah kecapi yang diidamkan itu. Oleh sebab itulah, wilayah di sebelah selatan Desa Bulungan itu kini dinamakan Desa Kecapi
Ada beberapa hal penting yang bertautan positif antara Kerajaan Kalingga yang bercorakkan Hindu Siwais dengan dunia peradaban islam , yaitu dalam sejarah Islam pada tahun 30 Hijriyah atau 651 M Khalifah Ustman bin Affan pernah mengirimkan utusanya ke Daratan Cina dengan misi mengenalkan islam, waktu itu hanya berselang 20 tahun dari wafanya Rasulullah SAW dan utusan tersebut sebelum sampai tujuan bersinggah dulu di Nusantara.
Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan ( 644-657 M) juga pernah mengutus delegasinya bernama Muawiyah bin Abu Sufyan pernah mengirimkan utusanya ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga, masuk Islam, kemudian kalangan bangsawan Jawa yang memeluk islam adalah Rakeyan Sancang seorang Pangeran dari Tarumanegara, Rakeyan Sancang hidup pada kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (656-661) .
Rakeyan Sancang diceritakan, pernah turut serta membantu Imam Ali dalam pertempuran menalukkan Cyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut membangun kekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M). Kemudian yang tercatat dalam sejarah raja Sriwijaya yang masuk islam adalah Sri Indravarman setelah kerusuhan Kanton meletus dimana banyak imigran muslim Cina masuk ke wilayah Sriwijaya yang terjadi pada Islam masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti Umayyah).
KISAH LAINNYA...
Bila dilihat dari sejarah keberadaan Kerajaan Kalingga, pada pemerintahan Ratu Shima telah terjadi kontak perdagangan dan keagamaan antara Kerajaan Kalingga dengan dengan para peadagang Gujarat yang sebagian besar dari para pedagang Arab dan Persia, kemudian hubungan Kalingga dengan Cina yang juga telah terurai dalam cerita Dinasti Tang dan cerita I-Tsing.
Terjadinya kontak dagang dan keagamaan ini adalah wajar mengingat kerajaan Kalingga adalah kerajaan yang besar yang terletak di daerah Pantai Utara Jepara sehingga Ratu Shima dalam memimpin pemerintahan pada saat itu sudah bisa menyerap berbagai informasi dari dunia luar baik dari Tanah Arab dan Persia (Iran) maupun dari Daratan Cina bahkan Ratu Shima sudah mengetahui agama tauhid yang dibawa Nabi Muhammad SAW, hal ini karena hanya ada sedikit selisih tahun sejak kelahiran Nabi, Nabi Muhammad SAW lahir 20 April 571 jika ditambah umurnya yang hanya 63 tahun lebih 3 hari maka 571+63 = 632 M ( Nabi Muhammad SAW wafat 8 Juni 632 M) , sedangkan Ratu Shima sudah ada mulai tahun 567 M, tidak menutup kemungkinan Ratu Shima pernah hidup sejaman dengan Nabi Muhammad SAW.
Pada prinsipnya Ratu Shima tidak menerapkan hukuman mati/penggal leher pada rakyatnya, melainkan sebatas melakukan penerapan hukuman potong anggota badan bagi mereka yang benar-benar melakukan tindak kejahatan sebagai efek jera bagi siapa saja yang melakukan tindak kejahatan tanpa pandang bulu walaupun anaknya sendiri sekalipun, hal itu dibuktikan sendiri maklumatnya dengan menjatuhkan hukuman potong tangan kanan terhadap anaknya sendiri yang telah melakukan kesalahan, disamping itu penerapan hukuman potong tersebut secara tidak langsung telah mendidik rakyat dan para pegawai kerajaan untuk senantiasa bersikap jujur dan adil pada diri sendiri, keluarga dan negaranya.
Kondisi penerapan hukum yang adil, tegas dan tidak pandang bulu berimplikasi terhadap turunya tindak kejahatan di wilayah Kerajaan Kalingga yang mendorong terwujudnya pola tatanan pemerintahan yang stabil, kondusif, aman, nyaman dan sejahtera.
Kisah Lain lagi Ratu Shima
Setelah di teliti akhirnya para ahli sejarah menyatakan bahwa Kalingga adalah sebuah kerajaan yang berada di daerah Keling Jepara, bernama Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh seorang Ratu bernama Shima. Ratu Shima memerintah kerajaan Kalingga dengan sangat keras, tetapi adil dan bijaksana. Semua rakyat tunduk dan tidak ada yang berani melanggar perintahnya, dalam menegakkan keadilan dan hukum, Ratu Shima tidak pandang bulu, potong tangan dan potong kaki. Walaupun dari keluarga kerajaan, tidak pandang bulu.
Dari segi kehidupan Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima, perekonomiannnya sangat maju. Pasar, pelayaran, pelabuhan sangat ramai. Pada abad ke tujuh kerajaan Kalingga sudah memasuki peradaban dan kemajuan yang sangat pesat, serta di kenal sampai di Semenanjung Malaya,Thailand dan Negara Negara di Asia.
Pada tahun 1960 seorang petani di Keling Jepara menemukan benda-benda peninggalan Kerajaan Kalingga berupa cincin, gelang, liontin dan lain-lain. Kala itu saya melihat benda-benda bersejarah tersebut sempat dipamerkan di kota. Benda-benda Ratu Shima bersejarah kemudian diserahkan ke Museum Jakarta. Dengan ditemukannya benda purbakala bersejarah tersebut adalah bukti bahwa Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima, kerajaannya benar-benar ada di daerah Keling Jepara, bukan daerah Keling Malaya.
Pada tahun 1989 seorang Ustadz bernama H. Saidan akan melakukan ekspedisi kilas balik keabad ke tujuh. Guna meneliti dan membuktikan keberadaan Kerajaan Kalingga, di daerah Keling Jepara, sewaktu diperintah oleh seorang Ratu yang adil, bijaksana dan terkenal sampai di Negara Cina pada zaman Dinasti Tang sekitar tahun 664-665.
Rencana melakukan ekspedisi kilas balik telah dipersiapkan dengan matang, si Ustadz akan mendeteksi dan menerawang lokasi dimana kerajaan Holing atau Kalingga pernah berdiri. Persiapan petualangan akan diperkirakan selama tiga hari tiga malam dalam memasuki hutan yang angker dan penuh misteri. Mahluk halus jin, gendruwo, syetan, demit yang di sinyalir banyak gentayangan dan menempati bekas puing-puing kerajaan Kalingga. Ustadz H. Saidan seorang petualang, kemungkinan akan di ganggu oleh orang-orang jahat. Bagi Ustadz H. Saidan tidak ada masalah, ilmu dan kekuatan Asma’ akan mampu menangkis segala kejahatan, sudah dimiliki. Binatang-binatang buas, macan, ular dan lain-lain, tidak ada masalah sudah di antisipasi. Nasi kering dan air putih telah dibawa untuk memasuki hutan, sebagai bekal konsumsi. Jarak dari kota Jepara ke arah keling sekitar 35 km. Setelah sampai desa sekitar hutan, Ustadz H Saidan disarankan oleh penduduk setempat agar jangan melanjutkan perjalanan memasuki hutan, karena sangat berbahaya. Ustadz H. Saidan telah memasuki hutan lebat yang disinyalir adalah bekas lokasi Kerajaan Holing/Kalingga. Ustadz H. Saidan telah bersiap memusatkan konsentrasi fokus. Ilmu pertama untuk melihat isi bumi dan langit adalah ilmu “Membedah bumi dan memeras langit” setelah itu akan kelihatan isi yang ada dibumi dan di langit terlihat jelas. Lebih akurat dari pada radar, dan alat canggih zaman sekarang.
Akhirnya keluarlah Ratu Shima sosok yang gagah perkasa, tinggi besar memakai mahkota bertahta permata dan batu merah delima di posisi depan mahkota. Terjadi dialog panjang, kemudian mahkota dilepas dipakaikan oleh Ratu Shima keatas kepala Ustadz H. Saidan. Satu hal yang luar biasa, begitu Ustadz H. Saidan memakai mahkota Ratu Shima, maka dunia terasa ada di pelupuk mata, kelihatan kota di sekitar Jepara, seperti Kudus, Pati, Rembang, Semarang, dan lebih jauh lagi, terlihat sangat jelas. Itu terjadi saat Ustadz H. Saidan dalam posisi berada dekat sekali dengan Ratu Shima.
Peristiwa luar biasa tersebut dalam keadaan sadar, mata terbuka. Disitulah Ustadz H. Saidan tahu, bahwa kalau melihat fisik, bodi dan wajah. Ratu Shima adalah seorang laki-laki, bukan seorang perempuan, ternyata “Raja” bukan seperti dalam buku sejarah.Gagah dan berwibawa. Dua alam menyatu dan bertemu antara Raja Shima dan Ustadz H. Saidan. Kemudian Ustadz H. Saidan diberi benda-benda perhiasan yang berwarna kuning mas. Tetapi akhirnya perhiasan-perhiasan tersebut dikembalikan ke lokasi semula karena bukan dari mas, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Terbukti bahwa kerajaan Holing yang pernah di sinyalir oleh Dinasti Tang dan para ahli sejarah pada tahun 665, berada di semenanjung Keling Malaya, ternyata berada didaerah Keling Jepara Jawa Tengah. Dengan bukti-bukti yang sangat otentik serta melihat keberadaan Raja Shima. Juga pertemuan yang spektakuler Ustadz H.Saidan dengan Raja Shima.
Kisah lain lagi yang serupa
RAJAPUTERI KALINGGA
Di Jawa Tengah, Ratu Sima atau Ratu Simo dengan Kerajaan Kalingganya relatif terkenal. Beberapa kota bahkan sempat mengabadikan nama Sima dan Kalingga sebagai nama jalan di kota-kota tersebut.
Bekas-bekas kerajaan Kalingga sampai saat ini masih banyak terlihat di daerah Dieng. Sementara itu nama Ratu Sima sendiri juga sering dikaitkan dengan sosok wanita yang sangat cantik. Namun siapa sesungguhnya Ratu Sima ini?
Menurut catatan sejarah, Ratu Sima adalah isteri Kartikeyasinga yang menjadi raja Kalingga antara tahun 648 sampai dengan 674 M. Ayahanda Kartikeyasinga adalah Raja Kalingga yang tidak diketahui namanya, yang memerintah antara tahun 632 sampai dengan 648. Sementara itu ibunda Kartikeyasinga berasal dari Kerajaan Melayu Sribuja yang beribukota di Palembang. Raja Melayu Sribuja – yang dikalahkan Sriwijaya tahun 683 M - adalah kakak dari ibunda Prabu Kartikeyasinga Raja Kalingga .
Kalau suami dan nenek moyang suaminya diketahui asal-usulnya, maka siapa sesungguhnya leluhur Ratu Sima sendiri ? Apakah ia seorang wanita kebanyakan yang karena cantik lalu dipersunting oleh anak raja? Ataukah seorang puteri raja taklukan ? Ataukah mungkin anak raja negeri sahabat ? Tidak ada catatan yang jelas. Namun demikian yang hampir dapat dipastikan, Ratu Sima dengan suaminya merupakan leluhur raja-raja di Jawa Tengah, Jawa Timur dan bahkan Jawa Barat pada periode-periode kemudian.
Ratu Sima, pemeluk Hindu Syiwa, semula adalah wanita di belakang layar sewaktu suaminya, Kartikeyasinga, menjadi Raja Kalingga sejak tahun 648. Ratu Sima dengan Kartikeyasinga mempunyai dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana (Iswara) .
Untuk mempererat persahabatan dengan Galuh dengan maksud untuk menghadapi Sriwijaya yang saat itu beraliansi dengan Sunda, Kartikeyasinga dan isterinya Ratu Sima menjodohkan anaknya yang bernama Parwati dengan Amara (Mandiminyak), anak Raja Galuh Wretikandayun .
Parwati, dari perkawinan tersebut, melahirkan Sanaha pada tahun 661/662 M. Dengan perkawinan itu terbentuklah dua blok yang salin berhadapan, yaitu Blok Sriwijaya-Sunda dan Blok Kalingga-Galuh yang notabene sesungguhnya masih termasuk dalam satu rumpun keluarga .
Saat Kartikeyasinga wafat tahun 674, Ratu Sima mengambil alih posisi suaminya sebagai raja sampai dengan tahun 695 M dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Dalam pemerintahannya, menantunya, Mandiminyak dan adik iparnya, Narayana, diangkat menjadi pembantu-pembantunya . Pemeritahan di pusat kerajaan oleh Ratu Sima didelegasikan kepada 4 orang menteri yang mengatur negara beserta 28 negara taklukan yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur .
Saat Ratu Sima menggantikan suaminya sebagai Raja Kalingga, Sriwijaya yang saat itu dirajai Sri Jayanasa (berkuasa antara tahun 669-692 M) sedang gencar-gencarnya melakukan ekspansi. Negeri Melayu Sribuja (beribukota di Palembang), asal ibu mertua Ratu Sima, diserbu oleh Sriwijaya sejak tahun 670 M. Lantas pada tahun 675, hampir separuh wilayah Kerajaan Melayu diduduki dan akhirnya tahun 683 M diduduki secara penuh oleh Sriwijaya dengan mengerahkan tentaranya sebanyak sekitar 2 laksa (20.000 orang) . Dengan demikian Sriwijaya dapat menguasai seluruh Sumatera dan Semenanjung Malaya . Pada waktu itu ajakan damai dari Sri Jayanasa ditolak oleh Ratu Sima .
Untuk memperkuat persahabatan yang sudah terjalin sebelumnya dengan Kerajaan Galuh dalam upaya menghadapi Sriwijaya, Ratu Sima menyetujui perkawinan Sena dengan Sanaha. Sena adalah anak Mandiminyak dengan Pohaci Rababu sedangkan Sanaha adalah anak Mandiminyak dengan Parwati. Perkawinan sedarah ini membuahkan anak yang diberi nama Sanjaya (683 M-754 M)
Menurut sejarah, Ratu Sima – yang janda - sempat dipinang oleh Sri Jayanasa. Ratu Sima menolaknya. Oleh sebab itu pada tahun 686 Sriwijaya bermaksud menyerang Kalingga. Mengetahui rencana ini, Tarusbawa, raja Sunda, turun tangan dan mengirim surat kepada Sri Jayanasa bahwa ia tidak setuju dengan rencana itu. Alasannya adalah agar jangan timbul kesan bahwa gara-gara pinangannya ditolak oleh Ratu Sima, maka Sri Jayanasa hendak menyerbu Kalingga. Mau tak mau Sri Jayanasa terpaksa menyetujui usul Tarusbawa, yang juga adalah saudaranya sendiri. Kapal-kapal Kalingga, yang waktu itu sempat ditahan, dilepaskan setelah hartanya dirampas. Tindakan Sriwijaya hanya sekedar mengganggu keamanan laut Kalingga .
Sri Jayanasa Raja Sriwijaya mangkat tahun 692 M dan digantikan oleh Darmaputra (692-704). Sedangkan Ratu Sima mangkat 3 tahun kemudian, yaitu tahun 695 M. Sebelum mangkat, Kerajaan Kalingga dibagi dua. Di bagian utara disebut Bumi Mataram (dirajai oleh Parwati, 695 M-716 M). Di bagian selatan disebut Bumi Sambara (dirajai oleh Narayana, adik Parwati, yang bergelar Iswarakesawa Lingga Jagatnata Buwanatala, 695 M-742 M).
Sanjaya (cucu Parwati) dan Sudiwara (cucu Narayana) kelak menjadi suami isteri. Perkawinan mereka adalah perkawinan antara sesama cicit Ratu Sima. Anak hasil perkawinan mereka bernama Rakai Panangkaran yang lahir tahun 717 M. Dialah yang di kemudian hari menurunkan raja-raja di Jawa Tengah.
Pelajaran yang patut disimak dari riwayat Ratu Sima ini antara lain adalah :
Ratu Sima termasuk manusia yang tidak mau menyerah terhadap kodratnya sebagai wanita. Begitu suaminya meninggal, ia tampil menggantikan. Dalam menghadapi ekspansi Sriwijaya, ia juga tegar bahkan membangun aliansi dengan Kerajaan Galuh.
Friday, April 21, 2017
Antusiasme Masyarakat Dalam Featival Kartini 2017
Jepara, tanah kelahiran Kartini. Entah sejak berapa tahun lalu kegiatan ini mulai diadakan. Festival Kartini nama kegiatan yang diadakan oleh pemerintah daerah Jepara.
Kegiatan ini menjadi agenda rutin pemda Jepara yang diakan setiap tahun untuk memperingati hari jadi Jepara yang bertepatan dengan peringatan hari Kartini. Rangkaian kegiatan hiburan masyarakat, lomba, jalan sehat, sepeda santai, sampai pameran produk UMKM semua ada.
Kegiatan ini dilaksanakan berturut-turut hampir selama dua minggu. Yang paling menarik perhatian saya adalah pameran UMKM. Karena disini merupakan tempat bagi industri masyarakat untuk memperkenalkan jasil karya mereka. Dari produk pertanian, produk kuliner sampai produk kerajinan yang khas dari masyarakat Jepara.
Selain itu, ada lomba ukir juga lohh. Siapa coba yang tidak mengenal jepara sebagai kota ukir?? Semua pasti tahu...
Bahkan, Jepara menjadi rujukan bagi bisnis furniture di beberapa negara.
Kegiatan ini menjadi agenda rutin pemda Jepara yang diakan setiap tahun untuk memperingati hari jadi Jepara yang bertepatan dengan peringatan hari Kartini. Rangkaian kegiatan hiburan masyarakat, lomba, jalan sehat, sepeda santai, sampai pameran produk UMKM semua ada.
Kegiatan ini dilaksanakan berturut-turut hampir selama dua minggu. Yang paling menarik perhatian saya adalah pameran UMKM. Karena disini merupakan tempat bagi industri masyarakat untuk memperkenalkan jasil karya mereka. Dari produk pertanian, produk kuliner sampai produk kerajinan yang khas dari masyarakat Jepara.
Selain itu, ada lomba ukir juga lohh. Siapa coba yang tidak mengenal jepara sebagai kota ukir?? Semua pasti tahu...
Bahkan, Jepara menjadi rujukan bagi bisnis furniture di beberapa negara.
Saturday, April 8, 2017
Set Meja Makan yang Unik dan Elegan Produksi Jepara Kota Ukir
Furniture interior set meja makan
Sudah sepantasnya kita bangga pada produk mebel karya anak bangsa Indonesia. Sudah banyak produk furniture dalam negeri yang mampu menembus pasar ekspor Asia, Eropa, bahkan Amerika.
Furniture merupakan kebutuhan yang pokok bagi sebuah rumah. Rumah tanpa ada furniture yang melengkapinya juga akan terasa kosong. Oleh karena itu, kebutuhan produk-produk furniture akan selalu meningkat seiring perkembangan jaman dan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia.
Di Jepara sendiri, yang menjadi primadona mebel ukir sudah banyak menghasilkan produk-produk furniture yang berkualitas dengan tingkat seni yang tinggi. Salah satunya produk mebel set meja makan.
Set meja dan kursi makan merupakan furniture yang wajib ada, setidaknya ada sebuah meja dan 4 sampai 6 kursi.
Furniture yang satu ini dibuat dari bahan kayu jati, supaya tingkat keawetannya terjaga. Dengan pengerjaan yang dilakukan oleh orang yang sudah ahli dibidangnya, akan menambah kualitasnya. Dijamin awet dan tahan terhadap cuaca ataupun rayap. Toko perabot mebel di Jepara yang bisa Anda kunjungi Toko Mebel Garuda Bed
Banyak jenis produk mebel set meja makan, dari yang model minimalis sampai model yang megah dan mewah. Yang fungsinya untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran rumah. Di daerah perkotaan yang padat pemukiman set meja makan minimalis lah yang sesuai. Dengan menambahkan motif ukiran minimalis, ruang makan Anda akan semakin terlihat elegan. Tanpa meninggalkan kesan mewahnya. Berbeda dengan daerah permukiman elit, maka set meja makan yang sesuai mewah, antik, dan megah.
Dengan satu meja yang ukurannya luas, dan kursi yang berjumlah 6 Anda bisa menikmati makan bersama keluarga Anda. Yang pasti akan menambah keharmonisan rumah tangga Anda. Bisa juga ditambahkan kursi apabila ada tamu yang diajak makan bersama.
Apabila Anda tidak ingin meja makan cepat kotor dengan sisa-sisa makanan yang tertinggal, Anda bisa menambahkan kaca sebagai alas meja. Supaya ketika ada sisa makanan yang tertinggal bisa dengan mudah Anda bersihkan.
Sudah sepantasnya kita bangga pada produk mebel karya anak bangsa Indonesia. Sudah banyak produk furniture dalam negeri yang mampu menembus pasar ekspor Asia, Eropa, bahkan Amerika.
Furniture merupakan kebutuhan yang pokok bagi sebuah rumah. Rumah tanpa ada furniture yang melengkapinya juga akan terasa kosong. Oleh karena itu, kebutuhan produk-produk furniture akan selalu meningkat seiring perkembangan jaman dan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia.
Di Jepara sendiri, yang menjadi primadona mebel ukir sudah banyak menghasilkan produk-produk furniture yang berkualitas dengan tingkat seni yang tinggi. Salah satunya produk mebel set meja makan.
Set meja dan kursi makan merupakan furniture yang wajib ada, setidaknya ada sebuah meja dan 4 sampai 6 kursi.
Furniture yang satu ini dibuat dari bahan kayu jati, supaya tingkat keawetannya terjaga. Dengan pengerjaan yang dilakukan oleh orang yang sudah ahli dibidangnya, akan menambah kualitasnya. Dijamin awet dan tahan terhadap cuaca ataupun rayap. Toko perabot mebel di Jepara yang bisa Anda kunjungi Toko Mebel Garuda Bed
Banyak jenis produk mebel set meja makan, dari yang model minimalis sampai model yang megah dan mewah. Yang fungsinya untuk menyesuaikan bentuk dan ukuran rumah. Di daerah perkotaan yang padat pemukiman set meja makan minimalis lah yang sesuai. Dengan menambahkan motif ukiran minimalis, ruang makan Anda akan semakin terlihat elegan. Tanpa meninggalkan kesan mewahnya. Berbeda dengan daerah permukiman elit, maka set meja makan yang sesuai mewah, antik, dan megah.
Dengan satu meja yang ukurannya luas, dan kursi yang berjumlah 6 Anda bisa menikmati makan bersama keluarga Anda. Yang pasti akan menambah keharmonisan rumah tangga Anda. Bisa juga ditambahkan kursi apabila ada tamu yang diajak makan bersama.
Apabila Anda tidak ingin meja makan cepat kotor dengan sisa-sisa makanan yang tertinggal, Anda bisa menambahkan kaca sebagai alas meja. Supaya ketika ada sisa makanan yang tertinggal bisa dengan mudah Anda bersihkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)